SEBUAH PULAU ES RAKSASA SIAP TENGGELAMKAN JAWA

Sebuah pulau es raksasa seluas 260 km2, lima kali
luas Jakarta Pusat, yang lepas dari gletser
Petermann, Greenland, melintasi Lautan Arctic,
Rabu (11/8/2010). Bisa dibayangkan, apabila
seluruh es Greenland mencair, bisa menaikkan
permukaan air dunia 6 meter. Jakarta Utara bisa
tenggelam jika permukaan laut naik 2-3 meter.
Pulau es yang sedang “berenang” di Lautan Arctic
itu segera memasuki tempat terpencil yang
disebut Selat Nares, sekitar 620 km selatan Kutub
Utara, yang memisahkan Greenland dan Pulau
Ellsemere, Kanada. Dalam skenario terburuk,
bongkahan es raksasa itu bisa saja mencapai
perairan yang ramai dilalui kapal di mana
bongkahan es Greenland serupa pada tahun 1912
menghancurkan Titanic.
“Pulau es itu sangat besar sehingga mustahil bisa
menghentikannya,” kata Hon-Ove Methie Hagen,
glasiologis dari Universitas Oslo.
Jika pulau es setebal Empire State Building di New
York ini memasuki Selat Nares sebelum beku
musim dingin (bulan depan), lintas kapal di sekitar
Kanada akan terusik. Dan, jika bongkahan es
raksasa itu mengalir ke selatan akibat didorong
arus, lalu mencapai pantai timur Kanada, perairan
yang sibuk, pengiriman minyak dari
Newfoundland akan terganggu.
Pulau es itu amat berbahaya bagi anjungan
minyak Grand Banks di lepas pantai
Newfoundland, Kanada. “Dari sanalah bisa
menjadi titik awal bencana besar,” kata Mark
Drinkwater dari Badan Antariksa Eropa.
Daya dorong pulau es itu sangat kuat, dapat
menyapu anjungan minyak lepas pantai serta
kapal-kapal yang ada di depannya. Benturan yang
ditimbulkannya pun dapat menyebabkan
kerusakan parah. Jika es itu mencair, berpotensi
menaikkan permukaan laut global setinggi 20 kaki
atau 6 meter!
Pulau es itu pertama kali terlihat lewat satelit oleh
seorang peramal es dari Kanada, Tudy
Wohllenben, Kamis (5/8/2010). Debit air segar jika
es itu meleleh bisa memasok kebutuhan air bagi
seluruh warga Amerika Serikat selama 120 hari
atau empat bulan.
Canadian Ice Service memperkirakan, laju
bongkahan es itu memakan waktu satu atau dua
tahun mencapai pesisir timur Kanada.
Kemungkinan juga akan pecah menjadi
potongan-potongan kecil akibat menabrak
gunung es dan pulau-pulau karang. Bongkahan-
bongkahan itu juga akan roboh atau mencair
akibat angin dan gelombang. “Tapi bongkahan
hasil pecahan itu terbilang cukup besar,” kata
Trudy Wohllenben.
Reuters melaporkan, peristiwa lepasnya pulau es
dari gletser Petermann, Kutub Utara, ini
merupakan fenomena alam terbesar dalam kurun
28 tahun. Terakhir terjadi pada tahun 1962 ketika
Ward Hunt Ice Shelf, Greendland, membentuk
sebuah pulau.
Para ilmuwan Amerika Serikat mengatakan, sulit
mengklaim robohnya bongkahan es raksasa itu
akibat pemanasan global sebab rekaman tentang
air laut di sekitar gletser itu tersimpan sejak 2003.
Aliran air laut di bawah gletser menjadi penyebab
utama lepasnya pulau es dari Petermann,
Greenland. (AP/REUTERS/CAL)kompas
Previous
Next Post »
0 Komentar