Tahukah Kamu : Inilah 10 Fakta Menarik Tentang Perseteruan Real Madrid Vs Barcelona FC (EL CLASICO)

Salam jumpa lagi sobat yugo21
Walaupun saat posting ini yugo21 lagi stress banget gara-gara si ANGRY BIRDS, Demi sobat semua yugo21 mencoba menyempatkan diri untuk berbagi lagi, sekalian refreshing gituuu :D. Nggak perlu panjang lebar lagi, langsung saja sesuai topik diatas yaitu "Inilah 10 Fakta Menarik Tentang Perseteruan Real Madrid Vs Barcelona FC (EL CLASICO)". Oh iya, artikel ini didapet dari hasil ngobrak ngabrik perpustakaannya "Om Google" dan telah mengalami modifikasi/perubahan sana-sini oleh yugo21 dengan sumber referensi terpercaya (jiaaah kayak acara berita, berita apa coba ?). Simak Yuk !!!
El Clasico (bahasa Inggris: The Classic), juga dikenal sebagai El Derbi Español atau El Classic adalah nama generik yang diberikan untuk setiap pertandingan sepak bola antara FC Barcelona dan Real Madrid. El Clasico di Spanyol untuk pertama kalinya dilangsungkan pada 17 Februari 1902. Perseteruan dua raksasa ini adalah bagian dari kompetisi lokal La Liga Spanyol,  Copa del Rey, dan serta  Supercopa de España yang terjadi tahun lalu. Bahkan perseteruan dua raksasa Spanyol ini tidak jarang bisa terjadi Liga Champions Eropa. Fakta mengatakan (siapa sih fakta itu, pacarnya fikti ya ? ckckck) Pertandingan 2 klub ini sangat ditunggu ratusan juta pecinta bola di dunia.

Persaingan itu muncul dengan sejarah bahwa Madrid dan Barcelona adalah dua kota terbesar di Spanyol, dan dua klub adalah klub sepakbola paling sukses dan berpengaruh di negeri tersebut. Real Madrid telah mengumpulkan 73 piala dan Barcelona 68, sementara Athletic Bilbao datang ketiga dengan 32 piala. Mereka kadang-kadang diidentifikasi dengan lawan posisi politik, dengan Real Madrid yang mewakili bangsa Spanyol dan Barcelona yang mewakili bangsa Catalan.

1. Lebih dari sekedar batas geografi

     Di Inggris Liverpool vs Everton, Arsenal vs Chelsea/Spurs, dan AC Milan vs Intermilan adalah pertandingan-pertandingan derby panas dan sarat emosi. Fakta ini tidak bisa dipungkiri. Walaupun tradisi dan emosi dari rivalitas mereka begitu luar biasa, namun secara fundamental, persaingan tersebut hanyalah sebatas daerah geografis. Persaingan kedua tim hanyalah karena mereka mempunyai markas yang berdekatan satu sama lain. Jadi demi menjaga gengsi dan mengukuhkan siapa yang paling hebat dalam wilayah yang sama, timbullah rivalitas. Namun, persaingan antara FC Barcelona dan Real Madrid melebihi batas-batas wilayah. Rivalitas mereka abadi, karena yang ikut bersitegang adalah ibu kota dengan daerah yang hendak merdeka.

2. Catalunya vs Castille
     Barcelona dan Madrid merupakan dua kota terbesar di Spanyol. Hal itu saja sebenarnya sudah cukup untuk membentuk suatu rivalitas. Namun, mereka juga adalah tuan rumah dari dua daerah yang sangat berbeda baik secara kultur dan emosi. Dua kota tersebut juga menghasilkan dua ‘mahzab’ intelektual yang berbeda, dan tentu saja, berseberangan satu sama lain. Barcelona adalah Catalan, Madrid adalah Castillian. Orang-orang Catalan adalah masyarakat yang bebas, sedangkan Castille lebih seperti Keraton-nya Spanyol dan pusat pemerintahan. Perseteruan memuncak ketika Jenderal Franco, orang Madrid, yang beraliran fasisme, ingin ‘membasmi’ daerah Catalan. Jadi, ketika El Clásico digelar dan dimenangi Barcelona, ini merupakan kemenangan seluruh rakyat Catalunya dalam membebaskan diri dari tirani pusat. Jika yang menang adalah Real Madrid, berarti ini adalah kemenangan pemerintah dalam upaya menegaskan kekuasaannya.

3. “Everyone picks a side”
     Pernyataan di atas adalah perseteruan ideologi, sosial, dan politik antara kebudayaan daerah yang ingin merdeka dengan pemerintah pusat yang kuat, dan tidak hanya melibatkan FC Barcelona dan Real Madrid, atau Catalunya dan Castille, tetapi juga seluruh masyarakat Spanyol. Ketika duel El Clásico berlangsung, dapat dipastikan, seluruh orang di Spanyol akan terbagi dua. El Clásico mempunyai fungsi yang ‘unik’ yaitu sebagai ‘pembatas transparan’ antara dua daerah dalam satu negara. Suporter dari klub lain, siapa pun mereka, akan memilih salah satu di antara Barcelona dan Real Madrid, berdasarkan kepentingan dan ideologi masing-masing, everyone (should) picks a side.

4. Merupakan anggota dari Liga Terbaik di dunia
       Apapun konteks-konteks budaya yang terdapat pada duel El Clásico, tidak akan ada orang luar yang peduli pada pertandingan tersebut ia jika terdapat pada, misalnya, Liga Domestik Siprus. Tapi ini tidak. Duel tersebut berasal dari La Liga Primera, yang merupakan liga terbaik di dunia berdasarkan penilaian FIFA (dalam diskusi debate panjang lainnya, liga-liga lain mungkin saja muncul sebagai liga yang lebih baik, namun setidaknya La Liga adalah salah satu liga sepakbola terbaik di dunia), jadi seluruh perhatian insan sepakbola pasti tertuju ke sana.

5. Menampilkan dua klub terbaik dari La Liga

       Tidak hanya gengsi, namun dominasi kedua tim di La Liga merupakan jaminan panasnya pertandingan ini. Karena kedua tim biasanya berada di pucuk klasemen, maka hasil dari El Clásico menjadi sangat menentukan siapa yang akan merajai liga pada akhir musim. AC Milan vs Intermilan mengkin adalah derby perseteruan dua klub papan atas Serie A, tetapi di sana juga terdapat Juventus dan AS Roma untuk disaingi. Sehingga, kadang-kadang, tifosi merasa pertandingan AC Milan vs Juventus atau Intermilan vs AS Roma menjadi sama krusialnya. Dan hal ini menjadikan signifikasi partai derby kota Milan agak berkurang. Lain halnya dengan Barcelona vs Real Madrid yang begitu menentukan. La Liga memang bukanlah pacuan dua ‘kuda’ saja, tetapi selalu ada dua kuda berwarna ‘merah biru’ dan ‘putih-putih’ yang ikut serta. Dua kuda ini juga belum pernah terdegradasi ke divisi bawah (dan sepertinya tidak akan pernah, baik itu karena kualitas maupun lobi politik mereka yang kuat di Spanyol). 

6. Dan pemain-pemain terbaik di dunia
         Karena Barcelona dan Real Madrid merupakan dua di antara klub-klub terkaya di dunia, mereka selalu dihuni oleh pemain-pemain terbaik pula. Misalnya, ketika Lionel Messi cedera, di bangku cadangan sudah ada D, Villa dan A. Sanchez. Dan jangan lupa di kubu Real Madrid juga ada nama tenar seperti C. Ronaldo dan Ricardo Kaka. Kita juga masih ingat Madrid juga pernah dihuni pemain sekelas Zidane, Ronaldo, Raúl, Figo, Beckham, dan Roberto Carlos yang bermain bersamaan. Barca juga tidak ingin kalah dengan dengan dihuni oleh Deco, Ronaldinho serta Henry. Ketika El Clásico berlangsung, kita seperti melihat uang ratusan jutaan dollar sedang ‘berlari-lari’ di atas lapangan.

7. Juga beberapa talenta lokal
     Di samping belanja pemain-pemain kelas dunia tersebut, kedua tim juga dipenuhi oleh talenta-talenta lokal binaan kubu masing-masing. El Barça punya banyak pemain binaan sendiri seperti Valdés, Puyol, Xavi, Iniesta, Pedro, Fabregas dan Isaac Cuenca yang merupakan produk-produk dari akademi sepakbolanya, sedangkan Messi dan Giovanni adalah anak-anak muda yang bersekolah di Barcelona sejak kecil. Sedangkan Los Blancos punya Casillas, maskot tim Raúl, dan Guti yang merupakan didikan akademi Madrid. Dan hebatnya, pemain-pemain ini adalah anggota timnas Spanyol. ‘Rasa’ lokal ini menjamin bahwa tak seorang pun di lapangan yang akan melupakan aspek-aspek budaya yang melatarbelakangi El Clásico. Arsenal mungkin diisi pemain-pemain muda bertalenta, namun nyaris tidak ada pemain asli Inggris di sana. Manchester United sekarang hanya tinggal menyisakan pemain tua seperti Giggs dan Scholes sebagai binaan asli mereka. Itulah bedanya dengan El Clásico.

8. Sejarah transfer yang ‘kontroversial’ antara kedua tim.
       Sebagai dua klub terkuat dan terkaya di Spanyol, tak dapat dihindari, Barcelona dan Real Madrid akan berebut mendapatkan tanda tangan pemain top. Salah satu dari kasus tersebut adalah ketika kedua klub berniat mengontrak pemain River Plate, Alfredo Di Stefano pada tahun 1953. Transfer tersebut sangat kontroversial dan merupakan salah satu pemicu ‘kerasnya’ El Clásico. Sebuah kontrak janggal dilakukan ketika Di Stefano menandatangani proposal kedua klub sekaligus. Ia akan bermain dua musim untuk Real Madrid (yang menghubungi lebih awal) dan dua musim untuk Barcelona.

Namun, setelah melihat debut pertamanya di Real, El Barça setuju untuk melepaskan Di Stefano secara permanen. Hal ini masih menjadi perdebatan: Pertama, bahwa Barcelona melihat penampilan Di Stefano yang kurang menjanjikan dalam debutnya. Kedua, ada indikasi bahwa Barcelona ditekan oleh diktator Jenderal Franco yang pro-Madrid, yang mengancam akan memberlakukan larangan untuk pemain asing bermain di La Liga.

Tren ini pun terus berlanjut; kedua tim terus bersitegang untuk mendapatkan pemain-pemain top (seperti yang mereka lakukan pada David Beckham tahun 2003). Namun tidak ada yang lebih ‘menyakitkan’ selain ketika salah satu pemain dari tim ini hengkang ke tim lainnya, seperti yang terjadi pada Luis Enrique, yang pindah dari Madrid ke Barcelona, atau kasus Luis Figo pada tahun 2000, yang hijrah dari Azulgrana ke Los Merengues dan memecahkan rekor transfer (sebelum Zidane) sebesar 65 juta Euro. Dan ketika kembali ke stadion mantan klubnya, cemoohan, teriakan, bahkan lemparan kepala babi harus mereka terima. Semuanya karena atmosfir ‘neraka’ El Clásico.

9. Ukuran stadion

Santiago Bernabéu stadium (Real Madrid)


Camp Nou Stadium (FC Barcelona)

      Nama besar kedua klub ternyata juga didukung oleh besarnya stadion yang mereka miliki. Baik Camp Nou maupun Santiago Bernabéu merupakan stadion elit dan raksasa sehingga menjanjikan atmosfer yang luar biasa. Camp Nou bahkan merupakan stadion berkapasitas terbesar di Eropa, yaitu sanggup menampung 98.772 kursi. Sebelum direnovasi, stadion ini malah pernah terisi 200 ribu penonton dalam salah satu El Clásico. Sedangkan Santiago Bernabéu mampu menampung 80.400 Madridistas dan dinobatkan sebagai salah satu stadion berfasilitas terbaik di dunia.

10. Menghasilkan tontonan sepakbola yang berkualitas
        Jika yang terjadi di lapangan adalah sebuah tontonan yang mengecewakan, semua poin di atas tidak ada artinya. Dan tanah Spanyol akan menjadi tempat yang menyedihkan jika semua orang menunggu-nunggu partai yang diadakan sekali dua tahun ini, hanya untuk menyaksikan pertandingan yang menyisakan buruk dan membosankan. Tapi tidak. Pertandingan El Clásico, secara tradisi, selalu mempertontonkan sepakbola berkualitas, menyerang, atraktif, penuh skill, dan aroma ‘membunuh’ yang dahsyat. Skor-skor menakjubkan, seperti 3-3, 3-2, 5-3, serta masih ingat dipikiran kita yaitu kemenangan 5-0 musim lalu di Camp Nou untuk BArca adalah contoh betapa alotnya pertandingan ini. 

Itulah 10 Fakta Menarik Tentang Perseteruan Real Madrid Vs Barcelona FC (EL CLASICO). Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua, amiiin.
Previous
Next Post »
13 Komentar
avatar

fakta2 si real and barca masih bingung nihhh

Balas
avatar

waduh para mastre dah pada datng tuh...wkwkwkwk
absen malam sob..maf baru berkunjung nih :)

Balas
avatar

@Simple Semua : Bingung Kenapa :(

@Dwi Yulianto : makasih telah berkunjung sobat :D

Balas
avatar

menarik banget nih perseteruannya sobat...

Balas
avatar

berkunjung menyambung silaturahmi sob :)
salam

Balas
avatar

Mantap nih fakta-faktanya sob, hehe, apalagi sama yg no. 8 tuh, wow...

Balas
avatar

Wuuooh.. betol betol dua tim yang amat besar ya gan.. super besar.. fakta yang keren nih bagi pecinta bola :D

Balas
avatar

keduanya punya gaya permainan yang berkualitas...
dan yang pasti barcelona yang lebih indah permainannya...
(pendukung) hehehe

Balas
avatar

banyak juga ya fakta menariknya kalo saya dukung barca
salam kenal gan

Balas
avatar

mampir lagi sobat menyambung silahturahmi d blog sobat...

Balas
avatar

berkunjung sob.manjalin silaturahmi..absen sore sob :)

Balas
avatar

WOOWWW.. blog kamu kreatif n keren banget, sampe betah deh..

salam kenal yah nti kalo ada waktu liat-liat n kunjungi blog aku yah, aq juga udah follow blog kamu tuh... Herry

follow my Blog : Herry-tan.blogspot.com
makasih yah...

Balas
avatar

i love barcelona karena ada permainan lionel messsi yang cantik ... Hehehehehee

Balas