Perubahan pada parit terjadi terutama pada musim dingin di Mars selatan, ketika karbon dioksida akan membeku di atas bukit pasir.
Parit-parit misterius di Mars mungkin diukir oleh karbon dioksida beku, bukan cairan, demikian hasil temuan terbaru.
Para peneliti melacak perubahan terbaru parit-parit pada gundukan pasir di tujuh lokasi yang berbeda di Mars selatan. Mereka menemukan bahwa perubahan tersebut – yang terjadi selama 15 tahun terakhir ini – muncul paling sering di musim dingin, yang konsisten dengan penumpukan karbon dioksida beku, bukan limpasan dari cairan.
“Parit yang seperti ini di bumi disebabkan oleh air yang mengalir, namun di Mars adalah planet yang berbeda dengan misterinya sendiri,” kata pemimpin penulis studi, Serina Diniega, dari Jet Propulsion Laboratory NASA di Pasadena, California “Kami melihat poin-poin pada karbon dioksida, dan jika mekanisme ini terkait dengan karbon dioksida beku di parit-parit bukit berpasir ini, maka hal yang sama dapat berlaku pula di parit lainnya di Mars.”
Parit-parit di gundukan pasir Mars ini mirip dengan fitur di bumi yang diukir oleh air. Namun, mereka kemungkinan besar terbentuk oleh proses-proses yang berhubungan dengan penumpukan salju karbon-dioksida musim dingin. Foto atas diambil pada Maret 2008 (musim gugur Mars), yang di tengah pada bulan Juli 2009 (musim panas) dan foto di bawah pada bulan Oktober 2010 (musim dingin). Semua diambil oleh Mars Reconnaissance Orbiter NASA. (Kredit: NASA/JPL-Caltech/Universitas Arizona)
——————–
Berburu parit Mars
Diniega menganalisa parit-parit tersebut selagi masih menjadi mahasiswa pascasarjana di Universitas Arizona, sebelum bergabung dengan NASA di JPL. Dia beserta timnya mempelajari kumpulan parit di wilayah selatan Mars. Panjang salurannya berkisar dari 165 kaki (50,3 meter) hingga lebih dari 2 mil (3,2 km).
Para peneliti melacak perubahan dalam parit dengan membandingkan foto-foto yang diambil dari berbagai waktu oleh dua pesawat ruang angkasa NASA yang berbeda: Mars Global Surveyor, yang dioperasikan pada tahun 1997-2006, dan Mars Reconnaissance Orbiter, yang telah mengitari Mars sejak tahun 2006.
Tim peneliti melihat perubahan dalam 18 selokan yang berbeda. Perubahan ini terjadi terutama pada musim dingin di Mars selatan, ketika karbon dioksida akan membeku di atas bukit pasir.
Foto yang diambil pada musim semi, musim panas dan musim gugur – saat-saat air dibayangkan bisa mencair dan mengalir di permukaan gundukan – menunjukkan tidak adanya aktivitas baru, kata para peneliti.
Penelitian ini secara rinci dideskripsikan dalam jurnal Geology edisi November.
Pembentuk lanskap: Air lalu, sekarang karbon dioksida?
Para ilmuwan telah menyarankan berbagai penjelasan untuk parit-parit modern di Mars karena mereka ditemukan pada tahun 2000. Beberapa mekanisme yang diajukan melibatkan air, beberapa lainnya karbon dioksida dan beberapa lain bukan keduanya.
Para ilmuwan percaya bahwa air telah menutupi permukaan Mars pada berbagai titik di masa lalu. Laut purba, misalnya, bisa menjelaskan mengapa dataran rendah utara planet terus mengendapkan sedimen luas, yang mirip dengan yang terlihat di dataran lantai kedalaman laut bumi.
Saat ini, bagaimanapun juga, Planet Merah dingin dan kering. Ia memiliki endapan air, namun para ilmuwan belum mengkonfirmasi kawasan berzat cair di permukaannya.
Hasil terbaru menyarankan karbon dioksida bisa membentuk lanskap Mars saat ini – dan mereka perlu diteliti lebih lanjut pada bagaimana ini bisa terjadi, kata peneliti.
“Salah satu kemungkinan adalah bahwa tumpukan salju karbon dioksida yang berakumulasi di atas gundukan, cukup tebal untuk mengalir ke bawah dan menarik bahan lainnya,” kata Diniega. Mekanisme lain yang disarankan adalah bahwa gas dari penguapan es bisa melumasi aliran pasir kering atau melebur dalam tiupan energik yang cukup untuk memicu geseran, peneliti menambahkan. [faktailmiah.com]
0 Komentar