JAKARTA (Pos Kota)-Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Hudi Hastowo menyatakan, pihaknya terus memantau tingkat radiasi nuklir sejak terjadinya kecelakaan di PLTN Fukushima, Jepang pasca tsunami dan gempa.
Ternyata dari data tingkat radiasi yang dipasang di Kawasan Nuklir Serpong (KNS) terhitung mulai terjadinya tsunami di Jepang (11 hingga 15 Maret 2011) tidak terjadi peningkatan,” katanya, kemarin.
Menurut dia, Kawasan Nuklir Serpong (KNS) telah dilengkapi dengan sistem pemantauan radiasi gama ambien secara kontinu dan terpusat dengan stasiun pantau tersebar di dalam-kawasan.
Untuk memastikan tidak adanya peningkatan radiasi akibat kecelakaan nuklir di Fukushima, Batan meningkatkan pemantauan lingkungan di KNS dan sekitarnya.
Tidak hanya radiasi gama ambien yang diamati, komponen lingkungan lain terutama udara dan tanaman dipantau dengan mengukur konsentrasi aktivitasnya. Dari grafik di dapat dilihat tingkat radiasi gamma ambien KNS per tanggal 11-15 Maret 2011. D kesimpulannya bahwa tidak ada peningkatan radiasi di Kawasan Nuklir Serpong atau daerah lainnya setelah terjadinya kecelakaan nuklir PLTN Fukushima.
Berdasarkan data pemantauan tersebut ia membantah adanya isu di masyarakat yang disebarkan melalui SMS bahwa dampak radiasi kecelakaan reaktor nuklir akibat musibah gempa bumi dan tsunami di Jepang telah berimbas ke Indonesia, BATAN mengeluarkan pernyataan berikut.
Menurut Hudi, radiasi yang keluar dari PLTN Fukushima berkonsentrasi rendah. Paling jauh di hanya bisa tersebar hingga 30 kilometer dari pusat kecelakaan.
“Makin jauh dari lokasi kecelakaan konsentrasi radiasi semakin rendah. Jadi tidak mungkin sampai ke Indonesia,” tegasnya. (faisal/B)
0 Komentar