Menangis

Suatu hal yang sifatnya manusiawi. Normal.
Hampir setiap kita menangis. Bayi yang baru saja
keluar dari rahim sang ibu pasti akan menangis,
bila tak menangis akan diusahakan agar ia
menangis. Menangispun tak mengenal batas usia.
Frekuensi menangisnya yang mungkin berbeda
satu sama lainnya. Menangispun tak mengenal
perbedaan jenis kelamin. Menangis tak mengenal
perbedaan suku bangsa. Aku ingin mengetahui
adakah suku bangsa yang tidak mengenal
tangisan air mata? Menangis timbul akibat
berbagai sebab; kesakitan, kesulitan, kesedihan,
kebahagiaan, kesembuhan, kegembiraan atau
bahkan segala sebab musabab yang tak kita
mengerti dengan baik dapat menjadi sumber
tangisan. Menangis bisa mengeluarkan air mata
atau bahkan tak mengeluarkan air mata sama
sekali. Ada istilah air mata sudah kering akibat
sebab musabab diatas tadi yang kontinyu hadir
didalam benak. Lama menangis juga bervariasi,
ada yang cukup sebentar dalam hitungan menit
atau bahkan ada pula yang lama berhari-hari.
Adakah buku catatan rekor mencatat hal ini?
Aku pasti menangis ketika keluar dari perut ibuku.
Kuyakin sebagian besar dari pembaca bukuku
pernah menangis ketika keluar dari perut ibu
Anda masing-masing. Aku ingin bertanya kepada
Anda kapan terakhir kali Anda menangis? Karena
suatu keharuan aku bisa menangis. Sewaktu aku
kecil aku dikenal sebagai anak yang cengeng.
Mudah menangis. Aku pernah mengetahui
bahwa ketika kita menangis air mata kita tersebut
membersihkan bola mata kita. Jadi ketika kita
menangis hal itu positif untuk kesehatan mata
kita. Bahkan seorang guru agama menyarankan
agar diusahakan dengan sekuat tenaga menangis.
Karena begitu baiknya untuk kesehatan mata tadi.
Lho koq guru agama? Ia sering shalat dimalam
hari kufikir. Ia beranggapan dan memang itu
benar, bahwa dengan menangis akan
memperbaiki raut wajah kita. Raut wajah akan
semakin cerah, tentu dengan kadar yang pas. Bila
Anda nangis sejadi-jadinya kufikir mata Anda
akan membengkak dan sepertinya tangisan
tersebut malah merusak raut wajah Anda.
Apa yang akan Anda lakukan bila melihat orang
menangis? Anda akan turut menangis tanda Anda
turut berempati pada tangisan orang tersebut?
Atau Anda akan tegar dan berusaha menghibur
mencari cara agar tangisannya terhenti? Atau
malah mungkin Anda senang membuat orang
lain mengeluarkan air mata, menangis dengan
berbagai sebab yang telah kutuliskan diatas tadi?
Aku pernah mendapati seseorang yang
berceritera bahwa sang ayah tak pernah
menangis, begitu kerasnya perangai sang ayah.
Walau sang istri menangis dengan sedihnya, aku
memilih bagian ini.
Anda ingin membuat orang lain menangis?
Pilihlah sebab-sebab yang telah kutulis diatas tadi.
Atau mungkin Anda memiliki kosakata lain yang
dapat membuat orang lain menangis,
mengeluarkan air mata.
Kufikir ketika seseorang menangis, ia telah
tersentuh hati nuraninya yang terdalam, hati
nurani yang selama ini begitu kerasnya dalam
hampir segala hal tersentuh oleh hal yang
sepertinya baru tersadarkan suatu saat, yang
membuatnya menangis saat itu juga.
Kadang kita dibuat bingung oleh seseorang yang
tiba-tiba diketahui menangis. Apakah sebab
tangisannya? Kebahagiaankah atau kesedihankah?
Sepertinya hanya yang bersangkutan saja yang
dapat menjawabnya dengan tepat. Atau mungkin
dapat saja ia menyembunyikan sebab
musababnya pada Anda walau telah ia katakan
dengan mulutnya.
Proses tangisan juga sepertinya ada. Ada
tahapan-tahapan dalam proses keluarnya air
mata. Dimulai dengan suatu rangsangan yang
ada disekitarnya, dikuti dengan proses aktifnya
daya dengar, daya lihat, masuk kedalam benak
fikir, masuk kedalam rasa didalam dada, kembali
ke otak kemudian mengalir kesyaraf mata yang
akhirnya mengeluarkan air mata. Segala proses
tadi sepertinya berjalan beriringan dalam suatu
sistem koordinasi tubuh manusia. Maha Suci
Tuhan.
Tuhan yang membuat manusia tertawa dan
menangis.
Previous
Next Post »
0 Komentar