TEMPO Interaktif, Jakarta -Tiap kali bermain futsal, Toni, 27 tahun, tak pernah lupa memakai gelang power balance hitam miliknya. Bila memakai gelang karet berhologram itu dia merasa performanya menendang dan berlari di lapangan futsal meningkat.
"Jadi kelihatan jago juga di antara teman yang lain," ujar pengacara muda ini saat berbincang dengan Tempo, Kamis (4/11). Dia pun merasa tak sia-sia mengeluarkan uang Rp389 ribu demi gelang tersebut.
Selain Toni, ada juga Odi. Sebelum menjadi tren, Odi telah memiliki gelang ini. Meski buatan Cina, gelang power balance yang dia beli dengan harga Rp150 ribu lumayan ada pengaruhnya. "Asal rajin olah raga ada manfaatnya," kata pria 26 tahun ini.
Dalam beberapa bulan belakangan, gelang power balance jadi tren. Di mal-mal, sekolah, tempat futsal, bahkan kantor-kantor kita kerap melihat orang yang mengenakan gelang karet ini. Warnanya beragam, ada hitam, putih, hijau, pink. Satu gelang power balance yang orisinil bisa mencapai Rp450 ribu.
Gelang Power Balance memang bukan sembarang gelang. Gelang ini diklaim bisa meningkatkan, koordinasi, kekuatan, kelenturan dan daya tahan tubuh. Untuk penggunaan sehari hari, power balance juga terbukti meningkatkan kualitas tidur. Konon hologram di gelang itu didesain untuk beresonansi dengan medan biologis tubuh, energi dalam atau chi sehingga meningkatkan efisiensi sistem elektronik, kimia, dan organik tubuh anda.
Sejumlah atlet dunia juga memakai gelang ini. Sebut saja, Cristiano Ronaldo, David Beckham, Shaquille O'Neal bahkan pembalap Formula 1 Rubens Barichello.
Apakah benar gelang itu berpengaruh dan ada manfaatnya? menurut dokter spesialis olahraga dr. Michael Triangto SpKO dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo belum ada penelitian soal gelang tersebut. “Belum pernah tahu apakah ada penelitian soal ini,” kata dia.
Hanya saja, sesuai pengalaman dia menangani atlet bulu tangkis, sekitar tiga tahun lalu atlet bulu tangkis banyak yang memakai gelang logam. Gelang itu dipercaya bisa meningkatkan kemampuan seseorang. “Atlet bulu tangkis Malaysia dulu juga pakai,” kata Michael. Namun kini jarang yang memakai gelang seperti ini. “Yang pakai banyakan atlet atlet baru. Kalau atlet lama sudah ga ada yang pakai,” kata dia.
Michael menjelaskan, gelang seperti itu bisa bekerja karena adanya medan magnet. Tubuh manusia, mayoritas terdiri dari cairan. Di dalam cairan, terdapat ion, bisa ion negatif atau ion positif. Medan magnet dalam gelang ini, bisa mempengaruhi ion tubuh. Dengan adanya medan magnet ini, maka tubuh bisa terpengaruh dan jadi stabil. “Kestabilan ini yang dirasakan sebagai manfaat pemakainya,” kata dia. Bahkan ada pemakai yang merasa lebih kuat usai memakai gelang ini.
Menurut Michael pengaruh ini tak akan berlangsung lama. “Karena kekuatan otot itu hanya jangka pendek,” kata dia. Dalam dunia olah raga dikenal latihan sistem anerobik. Latihan ini bisa menyebabkan otot jadi lebih kuat berlipat lipat. “Tapi habis itu, bisa pegal,” kata dia.
Namun jika dipakai jangka waktu yang lama, kata Michael, tak ada gunanya. Pasalnya, usai ion tubuh mencapai kestabilan, maka tak ada kestabilan baru yang muncul, alias tak ada perubahan lagi. Berapa lama kestabilan ion tubuh seseorang tercapai? “Tiap orang beda beda,” kata dia. Jika dipakai gelang semacam ini dipakai dalam jangka waktu lama tak ada efek negatifnya, tapi juga tak ada gunanya.
NUR ROCHMI | POERNOMO GR
0 Komentar