Valentine’s Day is Not Our Culture !!!



Sobat yugo21, ketika setiap ketemu ama bulan Februari, pasti kita bakal disodori oleh momen merah jambu. Apalagi kalo udah ngelihat pas tanggal 14 Februari, waduh, langsung deg-degan deh. Banyak yang beranggapan, bulan Februari identik ama even Valentine’s day yang romantis. Hari itu, adalah saat yang cocok untuk nembak sang doi, buat yang belum punya gebetan. Tapi, kalo yang sudah punya gandengan (baca: pacar), Valentine’s day bukanlah hari yang salah untuk menambah pundi-pundi cinta bagi sang kekasih. Umumnya, Valentine’s Day diperingati dengan bertukar kado dan hadiah. Sebagian besar berupa coklat, atau bunga. Ini sih, bagi yang ekonominya pas-pasan. Tapi kalo untuk yang menengah keatas sampe kejeduk atap rumah, bisa aja sih ngasih hadiah berupa televisi, sepeda motor, apartemen, atau kapal pesiar sekalian. Hehehe.
Nah, sobat, langsung aja ya. Meski sebagian besar dari kita ga ngerti asal-muasal Valentine’s Day secara jelas, namun ga sedikit juga lho yang ngerayain rame-rame. Mulai dari mall, kampus, bahkan di sekolah kita, cukup banyak juga yang saling ngucapin selamat ber-valentine. Walau sering juga kita lihat atau baca artikel, kalo yang namanya Val Day itu bukan berasal dari Islam, Val Day adalah tradisi orang Nasrani, tapi….tetep aja kita seakan ga peduli. Alasan paling banter tuh buat yang ngikut Valentine’s Day adalah, ”Kita kan seneng-seneng aja, ga ada maksud untuk ngikuti budaya agama lain.” atau ”Di Islam kan kita dianjurkan untuk berkasih sayang, nah, Val Day ini momen yang pas untuk berkasih sayang.”Glodak!! Bener ga sih seperti itu? By the way, untuk menjawab kegalauan sobat semua, yugo21  saat ini bakal ngasih soal jawab seputar Valentine’s Day. Kita harap, setelah sobat baca buletin ini, udah ga ada lagi yang ngerayain Val Day, dan segala asesoris yang berhubungan dengannya. Yuuk…
1. Gimana sih sejarahnya val day?
“The history of Valentine’s Day and its patron saint is shrouded in mystery”, begitu lansir situs http://www.history.com. Memang sobat, ada banyak versi tentang asal dari perayaan Hari Valentine ini. Yang paling popular, memang kisah dari Santo Valentinus yang diyakini hidup pada masa Kaisar Claudius II yang dipenggal tanggal 14 Februari 269. Ini pun punya banyak versi. Nah, yang ga ada beda pendapat ialah, tradisi Val Day, diawali dari tradisi paganisme (dewa-dewi) Romawi Kuno, yang penuh ama legenda, mitos, dan penyembahan berhala.
Dalam tradisi Roma Kuno, pertengahan bulan Februari memang sudah dikenal sebagai periode cinta dan kesuburan. Dalam kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari disebut sebagai bulan Gamelion, yaitu momen pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera. Dewanya orang Romawi dan Yunani kuno.
Di Roma kuno, 15 Februari dikenal sebagai hari raya Lupercalia, ini kembali pada nama salah satu dewa bernama Lupercus, sang dewa kesuburan. Digambarkan sebagai laki-laki yang setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Di zaman Roma Kuno, para pemuka agama pagan, tiap tanggal 15 Februari akan ngelakuin ritual penyembahan kepada Dewa Lupercus dengan korban berupa kambing kepada sang dewa.
Setelah itu, mereka minum anggur dan lalu berlari-lari di jalan-jalan dalam kota Roma sambil membawa potongan-potongan kulit domba. Ga lupa, mereka bakal menyentuh siapa pun yang mereka jumpai. Khususnya para gadis dan perempuan muda. Mereka bakal berebut untuk disentuh kulit kambing itu, karena mereka percaya kalo sentuhan kulit kambing akan bisa mendatangkan kesuburan bagi mereka. Ayo-ayo, disini banyak kambing, siapa yang mau?
Sobat, perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno. Selang waktunya antara tanggal 13-18 Februari. Dua hari pertama (13-14 Februari), dipersembahkan buat dewi cinta (Queen of Feverish Love) bernama Juno Februata. Di hari itu, para pemuda ngumpul dan ngundi nama-nama gadis di dalam sebuah kotak. Lalu, setiap pemuda ngambil nama dalam kotak secara acak. Gadis yang namanya keluar kudu jadi kekasihnya selama setahun penuh. Buat apa seh? Apalagi kalo bukan untuk bersenang-senang, seks bebas dan jadi obyek hiburan sang pemuda yang memilihnya. Hiii, dicolek-colek? Ogah…
Keesokan harinya, 15 Februari, mereka ke kuil untuk minta perlindungan Dewa Lupercalia. Di kuil, para lelaki muda melecut pasangannya tadi dengan kulit binatang. Anehnya, para perempuan itu malah rebutan untuk bisa dapat lecutan. Karena, mereka nganggap, kian banyak mendapat lecutan maka mereka akan bertambah cantik dan subur (eramuslim.com). Wah yang ini mah, subur kagak, bonyok iye..
Nah, tradisi Romawi kuno inilah bibit asal-muasal Valentine’s Day. Bukan yang lain.

2. Trus, apa hubungannya tradisi Romawi kuno ama Valentine’s Day?
Sobat, peringatan Lupercalia yang udah kita bahas di atas, ternyata sangat berkembang pesat di Eropa. Hal ini seakan jadi batu sandungan penyebaran agama Nasrani, yang saat itu tergolong sebagai agama baru di Eropa. So, untuk narik jemaat masuk ke Gereja, maka perayaan pagan tadi diadopsi, dengan memberi kemasan kekristenan. Paus Gelasius I pada tahun 469 mengubah upacara Roma Kuno Lupercalia ini menjadi Saint Valentine’s Day. Sebenarnya, Val Day ini adalah upaya Paus Gelasius untuk nyebarkan agama kristen lewat media budaya setempat. Dia mencoba menggantikan posisi dewa-dewa pagan yang ada, lalu ngambil St. Valentine sebagai sosok suci sebagai lambang cinta. Ini adalah bentuk sinkretisme agama. Alias nyampur aduk budaya pagan dan tradisi kristen. Akhirnya Hari Valentine diresmikan oleh Paus Gelasius pada 14 Februari tahun 498.
Anehnya, Paus Gelasius, pada tahun 496, ngomong kalo, sebenarnya ga ada yang diketahui secara pasti tentang martir yang dikenal orang-orang bernama Valentine. Meski demikian, Gelasius tetap ngotot, kalo tanggal 14 Februari tiap tahun sebagai hari raya peringatan Santo Valentinus. Idih, ga kenal kok maksa. Chapex deh.
Bahkan hingga saat ini, ga ada kejelasan, siapa orang yang bernama Valentine itu. Ada beragam kisah tentang dia, dan konon semuanya hanyalah dongeng tentang sosok Valentine ini. Paling ga, ada tiga dongeng yang umum tentang siapa Valentine.
Pertama, St. Valentine adalah seorang pemuda bernama Valentino. Dia mati pada 14 Februari 269 karena eksekusi dari Raja Romawi, Claudius II (265-270). Valentino menentang ketetapan raja untuk wajib militer dan malah menikahkan pasangan muda-mudi. Padahal, aturan yang ditetapkan adalah, boleh menikah jika sudah mengikuti wajib militer. Pengen kawinnya kepepet kali om…
Kedua, Valentine seorang pastor di Roma yang berani menentang Raja Claudius II. Dia ngomong kalo yesus adalah tuhan, dan ga mau nyembah dewa-dewa Romawi. Ia tewas karena dibunuh utusan raja. Oleh gereja, Valentine dianggap sebagai orang suci. Dia tewas pada pertengahan abad ke-3 Masehi dan lalu dikubur di Via Flaminia. Namanya kemudian diabadikan menjadi nama sebuah gereja kecil di Roma. Ada sebuah gerbang di Roma yang disebut Gerbang Flaminian atau yang sekarang disebut Porta del Polopo. Dulu, konon disebut sebagai Gerbang St. Valentine.
Ketiga, seorang yang meninggal dan dianggap sebagai martir, terjadi di Afrika di sebuah provinsi Romawi. Meninggal pada pertengahan abad ke-3 Masehi. Dia juga bernama Valentine. Kisah, yang terakhir ini tambah ga jelas asalnya.
Nah, sobat, dari sini kita bisa ambil sedikit simpulan, kalo Valentine’s Day itu sebenarnya muncul dari sinkretisme alias pencampuradukan agama. Yaitu agama Kristen dan agama pagan, budaya romawi kuno. En…yang perlu kamu garis bawahi, ga ada sama sekali hubungannya ama Islam. Titik.

3. Tahu ga arti be my valentine
Banyak orang yang bilang kalo makna “be my valentine” tuh punya arti “jadilah kekasihku”. Meski ga ada referensi yang jelas. Padahal, Ken Sweiger dalam artikel Should Biblical Christians Observe It? (www.korrnet.org) menyebut bahwa, kata “Valentine” asalnya dari bahasa latin yang berarti “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa.” Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. So, kalo kita sadar atau tidak, kalo kita minta seseorang untuk ”be my valentine”, itu merupakan perbuatan yang hina dan sangat dimurkai Islam. Kita meminta dia untuk jadi sang Maha Kuasa, dan juga menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Dalam Islam, jelas ini disebut syirik. Dan ingat sobat, syirik tuh dosanya ga bakal bisa diampuni. Wow, menakutkan.

4. Emang bener Val Day ada hubungannya dengan kasih sayang?
Terus terang aja, kita ngomong, Val Day dan kasih sayang tuh ga ada hubungannya. Koneksi Valentine’s Day dan kasih sayang adalah sesuatu yang dipaksain. Nganggap bahwa Santo Valentinus adalah simbol kasih sayang dan cinta kasih, cuma sebatas pada pandangan orang-orang Nasrani semata. Dan ini semua adalah doktrin yang dipaksakan oleh gereja. Apalagi saat ini, kasih sayang sering disimbolkan dengan dewa cupid (dewa asmara), yang membawa panah cinta. Padahal cupid yang berarti the desire atau hasrat, adalah putra Nimrod dewa Matahari. Konon dia sangat ganteng sehingga diburu hampir semua dewi bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri. Ga heran memang, saat ini banyak yang menafsirkan cinta dan sayang identik dengan seks. Bujubuset.

5. Gimana sih perayaan Val Day di berbagai negara?
Di Amerika Serikat dan beberapa negara Barat, sebuah kencan pada hari Valentine sering ditafsirkan sebagai permulaan dari suatu hubungan yang serius. Serius dalam arti berhubungan badan. Ini semua yang bikin perayaan Valentine di sana lebih bersifat ‘dating’ atau sekedar one night stand, seringnya diakhiri dengan tidur bareng. Di sana, hampir ga ada pengungkapan rasa kasih sayang dari anak ke orangtua, ke guru, dan sebagainya yang tulus dan tidak disertai kontak fisik. Mungkin kata mereka, hambar kali…
Perayaan Valentine Day di negara-negara Barat umumnya digambarkan sebagai hari dimana setiap pasangan boleh ngelakuin apa aja. Ini memang dianggap sebagai sesuatu yang lumrah di negara-negara Barat, pada malam itu. Malahan, di berbagai hotel diselenggarakan aneka lomba dan acara yang berakhir di masing-masing kamar yang diisi sepasang manusia berlainan jenis. Ngapain? Yang pasti mereka ga bakal hanya sekedar ngopi dan siskamling semalaman. Kalo yang kayak gini aja udah dianggap wajar, gimana nanti jadinya kalo negeri ini juga njiplak juga? Puyeng deh…

6. Gimana hukumnya ngerayain Val Day menurut Islam?
Jelas ga boleh dong sobat. Sudah konkret, kalo peringatan Val Day ini secara langsung udah diresmikan oleh Paus Gelasius sebagai hari peringatan kematian Santo Valentinus, simbol kasih sayang dan cinta mereka. Apalagi ditambah dengan asal-muasal tradisinya yang bermula dari ajaran pagan Romawi kuno. Udah clear banget kalo ini semua membuat keharaman yang mutlak bagi umat Islam, yang mau ikut serta atau mencoba untuk nimbrung di dalamnya. Ibnu Qayyim al-Jauziyah berkata, ”Memberikan ucapan selamat terhadap acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal memberi selamat atas hari raya mereka, dengan mengucapkan, ”Selamat hari raya!” dan sejenisnya. Bagi yang mengucapkannya, kalau pun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram. Berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah SWT. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah SWT dan lebih dimurkai daripada memberi selamat atas perbuatan minum khamr atau membunuh.” Tuh, jelas kan (http://irenahandono.or.id).

7. Kalo kita cuma ikut-ikutan aja gimana?
Eleh-eleh, mas, mbak, kalo udah ga boleh ngikut, ya ga boleh. Kok ngeyel toh. Kurang pakem? Rasulullah SAW bersabda, ”Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut.” (HR. Thirmidzi). Malahan Allah SWT berfirman, ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (TQS. Al Maidah: 51). Nah, jelas kan…masa tetep mau ikut juga. Kebangeten deh.

8. Kalo teman kita ada yang ikut ngerayain Val Day, apa yang kudu kita lakuin?
Ada beberapa tindakan nyata yang kudu kita lakukan. Pertama, pra tanggal 14, kalo bisa kita ngopinikan ama temen-temen kita, bahwa Valentine’s Day bukan budaya yang patut digugu dan ditiru. Kita bisa lakuin dengan ngadaan acara talk show yang berkisar tentang pembahasan Valentine’s Day dalam Islam, dialog bareng temen kita supaya ga sekedar ikutan, atau bisa juga dengan masang pamflet, sebar buletin, bahkan aksi damai nentang Valentine’s Day. Kalo ada acara yang barokah seperti itu, ikut aja. Insya Allah pasti dapat pahala yang berimpah.
Kedua, pas tanggal 14 Februari, kalo ada temen kita yang ngasih selamat hari Valentine ama kita, terus terang aja, bilang kita ga mood ama hari Val Day. Tapi kalo ngomong ama temen yang baik ya,…jangan emosional lho. Apalagi pake lempar kursi segala. Hehehe. Dia bisa kita kasih majalah atau buletin, yang bisa jelasin duduk persoalan perihal Valentine’s Day. Nah, kalo kita dikasih coklat gimana? Coba tanya dulu ama dia, dia ngasih atas dasar apa seh. Kalo dia bilang memanfaatkan momen Val Day, maaf deh, ngomong aja kalo kita ga memperingati hari itu. Apalagi kalo ngasihnya pake bunga ama mesem-mesem segala, eit…ati-ati ada singa berbaju serangga (wacaow, singanya kebesaran mas).
Ketiga, pasca tanggal 14. Ada yang bilang, kalo ngopinikan penentangan Val Day pada saat itu, udah basi. Udah kelewat. Sorry, kita ga sependapat. Malah menurut kita, opini yang positif, ga ada kata terlambat untuk menyuarakannya. Terus aja berdakwah untuk nyadarin temen-temen kita. Toh, ini bisa jadi tindakan preventif kita untuk tahun depan. Chayoo!!

9. Segitunya ancaman dosa karena ikutan Val Day. Memang sebenarnya ada apa sih dibalik perayaan Val Day?
Benar sobat. Allah dan Rasul-Nya udah ngelarang keras, untuk kita ngikut kesyirikan dan mbebek tradisi jahiliyah kaum kufar. Dan memang ini semua udah diskenario. Udah disetting. Bukan isapan kelingking (bosen ah ngisep jempol melulu). Irene Handono dalam situsnya, mengutip kata Samuel Zweimer dalam konferensi gereja di Quds (1935) mengatakan, ”Misi utama kita bukan menghancurkan kaum Muslim. Sebagai seorang kristen tujuan kalian adalah mempersiapkan generasi baru yang jauh dari Islam, generasi yang sesuai dengan kehendak kaum penjajah, generasi malas yang hanya mengejar kepuasan hawa nafsu.” Nah, Bu Irene, meminta kita untuk waspada dalam menanggapi opini dan budaya yang muncul dari barat. Khususon bagi para remaja Islam. Waspadalah-waspadalah!!

10. Val Day udah hampir jadi tradisi umum, kalo udah begini, siapa lho yang kudu tanggung jawab?
Terus terang, ini semua tanggung jawab kita bersama. Individu kita yang selama ini kering pemahaman Islam, hendaknya segera disiram embun ke-Islam-an. Sering-sering deh datang ke kajian ke-Islam-an, supaya iman kita ga mudah goyah diterpa budaya kebebasan yang kebablasan. Masyarakat kita yang cuek, juga jadi biang kekacauan akidah umat. Apalagi negara kita yang ga ngasih proteksi ama masyarakat dan individu, atas budaya western yang negatif. Akibatnya kompleks, ibarat penyakit, kita sekarang lagi kena komplikasi. Nah, sobat, sudah saatnya kita kembali menata semua sistem yang ada, baik individu, masyarakat dan negara supaya punya aturan yang nggenah, lengkap dan mumpuni. Pasti mau kan kalo hidup kita mulia. Pasti, cuma aturan (syariat) Islam yang bisa, ga ada yang lain. Mau? 


dikutip dari www.islamuda.com dengan dekorasi sana-sini
Previous
Next Post »
1 Komentar
avatar

Sepakat...
Valentine’s Day is Not Our Culture !!!

Balas